SISTEM PELUMAS
A. Fungsi Pelumas
1. Anti gesekan/
anti friction
effect
Jika dua
benda
bergerak saling berhubungan maka permukaan
yang
berhubungan akan terjadi
gesekan. Meskipun permukaan yang
bergesekan kelihatan sangat halus
jika dilihat
menggunakan alat
pembesar
maka permukaan tersebut sangatlah
kasar, untuk itu diperlukan lapisan oli
pada permukaan yang bergesekan.
2. Pendinginan/ cooling effect
Ketika motor bekerja
gesekan akan menimbulkan panas dan
hasil
pembakaran
juga menimbulkan panas, oli pelumas sebagai pendingin motor dengan jalan mengambil panas dari
bagian yang dilalui yang selanjutnya
didinginkan pada panci
oli/karter.
3. Perapat / Sealing effect
Minyak pelumas mejadi penyekat antara piston dengan silinder (sealing/perapat), sehingga dapat mengurangi kebocoran kompresi motor
Minyak pelumas mejadi penyekat antara piston dengan silinder (sealing/perapat), sehingga dapat mengurangi kebocoran kompresi motor
4. Anti karat/Rust inhibiting effect
Minyak pelumas membentuk lapisan tipis untuk menjaga permukaan logam dari udara, air dan gas yang membuat karat.
Minyak pelumas membentuk lapisan tipis untuk menjaga permukaan logam dari udara, air dan gas yang membuat karat.
5. Pembersih / cleaning
effect
Tekanan dari pompa oli mengalir ke mesin sehingga permukaan gesekan dapat dijaga kebersihannya, untuk itu diperlukan saringan oli sebagai penyaringan kotoran.
Tekanan dari pompa oli mengalir ke mesin sehingga permukaan gesekan dapat dijaga kebersihannya, untuk itu diperlukan saringan oli sebagai penyaringan kotoran.
B.
Oli Motor
Bahan baku
oli
motor
Bahan baku
oli
motor diperoleh dari
berbagai macam sumber :
1. Oli mineral yaitu oli pelumas yang diproses dari minyak mentah
hasil pengolahan minyak bumi
( Base oil ).
2. Daur ulang (recycle base oil) diperoleh dengan
penguraian / pemisahan senyawa bahan
dasar pelumas (base oil)
dengan
bahan lainnya.
3. Oli sintetis terdiri
atas Polyalphaolifins yang berasal dari bagian
terbersih pemilahan oli
mineral, basis yang paling stabil adalah Polyol-ester
karena
memberikan reaksi
yang minim jika dicampur dengan bahan lain. Sedikit mengandung karbon reaktif
yang bereaksi dengan oksigen sehingga timbul acid /asam.
4. Oli semi sintetis merupakancampuran dari oli sintetis dengan oli mineral.
5. Ada juga oli mineral yang terbuat dari hewan atau tumbuhan (lemak hewan, sperma ikan paus, minyak sawit, kacang tanah, minyak
kedelai,
zaitun, biji jarak )
C. Bahan tambahan
(additeve)
Bahan tambah (additive) berfungsi untuk meningkatkan kemampuan minyak
pelumas, karena oli
pelumas
murni tidak dapat memenuhi
kebutuhan- kebutuhan motor, oleh
karena itu perlu ditambah
zat-zat yang memperbaiki prestasinya.
Bahan tambah tersebut antara lain :
Detergen
1.
Mengendalikan pembentukan deposit yang disebabkan oleh
oksidasi panas
2.
Mencegah terjadinya
penggumpalan kontaminen
3.
Mencegah penguapan minyak pelumas
pada permukaan logam panas
Dispersants
1. Mencegah mengendapnya
komponen slugde/lumpur serta
mencegah penggumpalan dan
penguapan pada permukaan logam
yang tidak bergerak
2. Bersinergi dengan detergen dalam
mengendalikan deposit
suhu tinggi
Anti oksidasi ( pelindung hangus )
Mencegah terjadinya
reaksi berantai minyak pelumas dan
oksidasi (memperpanjang umur oli)
Anti karat dan jelaga
1.
Membentuk perlindungan fisik pada permukaan logam
2.
Mencegah penyerangan bahan korosif (air), produk asam, oksidan, dan lainnya
Viscosity Modifier/Pengental
Additife
Polymeric yang bisa meningkatkan ketahanan
viskositas pada kenaikan temperatur.
Pour Point Depressant
Menghambat pembentukan
kristal parafin pada suhu rendah yang akan
membuat minyak
pelumas sulit mengalir.
Anti foam/busa
Menurunkan tegangan permukaan minyak
pelumas yang bersinggungan
dengan udara sehingga tidak mudah terjadi busa.
Demulsifier
Mengurangi reaksi antara minyak pelumas
dengan tetes air/butir air sehingga
air terpisah dengan minyak pelumas.
Penahan tekanan tinggi/Anitwear/Extrem Pressure
1.
Membentuk lapisan anti friksi yang tipis yang bersifat mengurangi
terjadinya gesekan.
2.
Mencegah lapisan oli menjadi
pecah akibat tekanan tinggi.
A.
Pompa oli
Pompa oli digerakkan oleh putaran mesin dan pada saat berkerja
pompa oli menghisap oli
dari
ruang karter setelah itu melewati
filter agar oli
bersih dan
aman untuk disirkulasikan keseluruh
bagian komponen
mesin.
Jenis-jenis pompa oli
Model Gear
Pump
Nama Komponen :
Nama komponen :
|
|
|
1. Roda gigi penggerak
|
6.
|
Poros penggerak
|
2. Roda gigi digerakkan
|
7.
|
Poros tetap
|
3. Bodi pompa oli
|
8.
|
Ruang hisap
|
4. Saluran masuk
|
9.
|
Ruang tekan
|
5. Saluran keluar
|
|
|
6. Poros penggerak
|
|
|
Cara kerja :
Roda gigi berputar terjadi kerendahan tekanan pada ruang isap, oli terisap masuk dan dibawa roda gigi yang berputar,
oli
ditekan keluar menuju pemakai.
Data pengukuran
1.
Celah ujung antara roda gigi
dan
bodi pompa
Ukuran standart 0,03 – 0,11mm
toleransi
0,20 mm
2.
Celah antara dua gigi
Ukuran standart 0,05 – 0,07 mm
toleransi 0,95
mm
3.
Celah kerataan atas roda gigi terhadap bodi pompa ( memakai mistar
baja ) standart 0,03 –
0,09 mm toleransi 0,015 mm
4.
Celah kerataan tutup pompa oli
toleransi 0,15 mm
Model Trochoid Pump
Nama komponen ::
1.
Rotor bagian dalam / Rotor penggerak
2.
Rotor bagian luar / Rotor yang digerakkan
3.
Rumah pompa
4.
Poros pemutar
5.
Saluran masuk
6.
Saluran keluar
Tipe ini adalah salah satu jenis pompa rotor bagian dalam rotor (drive rotor) dan bagian luar (driven rotor) dalam satu hubungan. Dua rotor
ini berputar dalam
kecepatan yang berbeda, hal ini menyebabkan adanya perbedaan
volume
antara
dua
rotor yang menyebabkan oli akan
terhisap kedalam pompa oli
dan
keluar dengan tekanan.
Tipe ini banyak digunakan karena mempunyai banyak kelebihan dan mudah
dalam perawatan.
Pemeriksaan trochoid pump
Kelurusan badan pompa oli terhadap tutupnya
Batas servis : 0,15 mm.
Pemeriksaan celah rotor
Ukur jarak renggang antara pada ujung
inner
rotor dengan outer rotor.
Batas servis : 0,15
mm.
Pemeriksaan celah rotor dengan bodi
Batas servis : 0,26 mm.