Kamis, 15 Agustus 2019

Sistem Pelumas


SISTEM PELUMAS

A. Fungsi Pelumas
1.  Anti gesekan/ anti friction effect

Jika dua benda bergerak saling berhubungan maka permukaan yang berhubungan akan terjadi gesekan. Meskipun permukaan yang bergesekan kelihatan sangat halus jika dilihat menggunakan alat pembesar maka permukaan tersebut sangatlah kasar, untuk itu diperlukan lapisan oli pada permukaan yang bergesekan.

2. Pendinginan/ cooling effect
Ketika motor bekerja gesekan akan menimbulkan panas dan hasil pembakaran juga menimbulkan panas, oli pelumas sebagai pendingin motor dengan jalan mengambil panas dari bagian yang dilalui yang selanjutnya didinginkan pada panci oli/karter.
3. Perapat / Sealing effect
Minyak pelumas mejadi penyekat antara piston dengan silinder (sealing/perapat), sehingga dapat mengurangi kebocoran kompresi motor
4. Anti karat/Rust inhibiting effect
Minyak pelumas membentuk lapisan tipis untuk menjaga permukaan logam dari udara, air dan gas yang membuat karat.
5. Pembersih / cleaning effect
Tekanan dari pompa oli mengalir ke mesin sehingga permukaan gesekan dapat dijaga kebersihannya, untuk itu diperlukan saringan oli sebagai penyaringan kotoran.

B.    Oli Motor
Bahan baku oli motor
Bahan baku oli motor diperoleh dari berbagai macam sumber :
1.    Oli mineral yaitu oli pelumas yang diproses dari minyak mentah hasil pengolahan minyak bumi ( Base oil ).
2.   Daur ulang (recycle base oil) diperoleh dengan penguraian / pemisahan senyawa bahan dasar pelumas (base oil) dengan bahan lainnya.
3.     Oli sintetis terdiri atas Polyalphaolifins yang berasal dari bagian terbersih pemilahan oli mineral, basis yang paling stabil adalah Polyol-ester karena memberikan reaksi yang minim jika dicampur dengan bahan lain. Sedikit mengandung karbon reaktif yang bereaksi  dengan  oksigen sehingga timbul acid /asam.
4.     Oli semi sintetis merupakancampuran dari oli sintetis dengan oli mineral.
5.    Ada juga oli mineral yang terbuat dari hewan atau tumbuhan (lemak hewan, sperma ikan paus, minyak sawit, kacang tanah, minyak kedelai, zaitun, biji jarak )

C. Bahan tambahan (additeve)
Bahan tambah (additive) berfungsi untuk meningkatkan kemampuan minyak pelumas, karena oli
pelumas murni tidak dapat memenuhi kebutuhan- kebutuhan motor, oleh karena itu perlu ditambah
zat-zat yang memperbaiki prestasinya.

Bahan tambah tersebut antara lain :
Detergen
1.      Mengendalikan pembentukan deposit yang disebabkan oleh oksidasi panas
2.      Mencegah terjadinya penggumpalan kontaminen
3.      Mencegah penguapan minyak pelumas pada permukaan logam panas

Dispersants
1.   Mencegah mengendapnya komponen slugde/lumpur serta mencegah penggumpalan dan penguapan pada permukaan logam yang tidak bergerak
2.     Bersinergi dengan detergen dalam mengendalikan deposit suhu tinggi

Anti oksidasi ( pelindung hangus )
Mencegah terjadinya reaksi berantai minyak pelumas dan oksidasi (memperpanjang umur oli)

Anti karat dan jelaga
1.      Membentuk perlindungan fisik pada permukaan logam
2.      Mencegah penyerangan bahan korosif (air), produk asam, oksidan, dan lainnya

Viscosity Modifier/Pengental
Additife Polymeric yang bisa meningkatkan ketahanan viskositas pada kenaikan temperatur.

Pour Point Depressant
Menghambat pembentukan kristal parafin pada suhu rendah yang akan membuat minyak pelumas sulit mengalir.

Anti foam/busa
Menurunkan tegangan permukaan minyak pelumas yang bersinggungan dengan udara sehingga tidak mudah terjadi busa.

Demulsifier
Mengurangi reaksi antara minyak pelumas dengan tetes air/butir air sehingga air terpisah dengan minyak pelumas.

Penahan tekanan tinggi/Anitwear/Extrem Pressure
1.      Membentuk lapisan anti friksi yang tipis yang bersifat mengurangi terjadinya gesekan.
2.      Mencegah lapisan oli menjadi pecah akibat tekanan tinggi.

A.    Pompa oli
Pompa oli digerakkan oleh putaran mesin dan pada saat berkerja pompa oli menghisap oli dari ruang karter setelah itu melewati filter agar oli bersih dan aman untuk disirkulasikan keseluruh bagian komponen mesin.

Jenis-jenis pompa oli
Model Gear Pump

Gambar 8. Pompa Oli Gear Pump

Nama Komponen :
Nama komponen :

1. Roda gigi penggerak
6.
Poros penggerak
2. Roda gigi digerakkan
7.
Poros tetap
3. Bodi pompa oli
8.
Ruang hisap
4. Saluran masuk
9.
Ruang tekan
5. Saluran keluar


6. Poros penggerak


Cara kerja :
Roda gigi berputar terjadi kerendahan tekanan pada ruang isap, oli terisap masuk dan dibawa roda gigi yang berputar, oli ditekan keluar menuju pemakai.
Data pengukuran
1.      Celah ujung antara roda gigi dan bodi pompa
Ukuran standart 0,03 0,11mm toleransi 0,20 mm
2.      Celah antara dua gigi
Ukuran standart 0,05 0,07 mm toleransi 0,95 mm
3.      Celah kerataan atas roda gigi terhadap bodi pompa ( memakai mistar baja ) standart 0,03 – 0,09 mm toleransi 0,015 mm
4.      Celah kerataan tutup pompa oli toleransi 0,15 mm


Model Trochoid Pump

Gambar 9. Pompa Oli Trochoid
Nama komponen ::
1.      Rotor bagian dalam / Rotor penggerak                     
2.      Rotor bagian luar / Rotor yang digerakkan               
3.      Rumah pompa                                                          
4.      Poros pemutar
5.      Saluran masuk
6.      Saluran keluar

Tipe ini adalah salah satu jenis pompa rotor bagian dalam rotor (drive rotor) dan bagian luar (driven rotor) dalam satu hubungan. Dua rotor ini berputar dalam kecepatan yang berbeda, hal ini menyebabkan adanya perbedaan volume antara dua rotor yang menyebabkan oli akan terhisap  kedalam pompa oli dan keluar dengan tekanan.
Tipe ini banyak digunakan karena mempunyai banyak kelebihan dan mudah dalam perawatan.
Pemeriksaan trochoid pump
Kelurusan badan pompa oli terhadap tutupnya

Gambar 10. Pengukuran Kelurusan Pompa
Batas servis : 0,15 mm.
Pemeriksaan celah rotor
Ukur jarak renggang antara pada ujung inner rotor dengan outer rotor.

Gambar 11. Pengukuran Celah Rotor
Batas servis : 0,15 mm.

Pemeriksaan celah rotor dengan bodi

Gambar 12. Pengukuran Celah Rotor dengan Bodi
Batas servis : 0,26 mm.